Love at first sight
Andai setelah tiga tahun berlalu,
sosok itu bukan lagi imajinasi...
Ini mungkin bukanlah hal
penting untukmu. aku hanya ingin bercerita. tentang bagaimana penantianku. aku
tau kau tak pernah memintaku untuk menunggumu. bahkan kaupun tak pernah
memintaku melakukan sesuatu untukmu. entahlah..... aku tak mengerti kenapa aku
mau melakukannya. Menunggu? aku melakukan itu untukmu. sampai aku lelah
mendengar satu kata itu.
tepat saat itu. aku
melihatmu. remaja tanggung berusia limabelas tahun. saat itu aku empat belas.
aku melihatnya. di depan ruang yang kuingat sebagai ruang koperasi sekolah.
kau...dengan sorot mata keangkuhan. wajah yang cuek yang sepertinya tidak
terlalu memperdulikan keadaan sekitar. tapi tampak mempesona dimataku. dan
mungkin kau tak menyadari mataku mengawasimu. sejak saat itu, aku selalu
melihatmu. dan sejak itulah kau menjadi subjek ceritaku.
"hati-hati mbak, AL nggak pernah
bayar" ucap temannya saat itu. mencemooh dengan nada begitu mengejek.
namun, dia hanya diam. memasang wajah sedikit kesal pada temannya. aku
melihatnya, ingin tertawa kecil ekspresinya sedatar itu? pikirku. mengherankan.
saat itu aku sampai lupa apa yang ingin ku beli. dia dan temannya berlalu. aku
buru-buru membeli entah apa itu sepertinya pulpen, atau mungkin permen. aku
sering makan permen dikelas. kalau keadaan memungkinkan.
aku langsung menaiki
tangga bersama satu temanku, dan segera kembali ke kelas. aku memakai tangga
yang berbeda dengannya. pada undakan tengah tangga, aku berhenti sebentar. dia
masuk ke kelas 9-E. ya itu pasti kelasnya. akan kucari tahu lagi tentang
dirinya.
**
AL.. AL... siapa namanya
sebenernya. dia sering di panggil AL. tapi aku sangat ingin tahu nama aslinya.
aku kenal dengan salah satu cewek yang seangkatan dengan AL. kami kenal saat
ujian, dia duduk di depan ku. dan saat itu kami jadi akrab. namanya Tisa.
ternyata dia orangnya baik dan menyenangkan. awalnya kukira Tisa itu senior
yang senioritas.sejak dekat aku sering bercerita pada Tisa. termasuk si AL ini.
dia agak terkejut saat kubilang aku suka AL, sisanya dia bilang "AL
lumayan kok"
aku main ke depan kelas
Tisa. basa-basi. aku tahu posisi kelas AL dimana. hanya berjarak lima langkah
dari kelas Tisa. ya aku sangat ingin melihat AL sejujurnya.
"siapa nama asli AL?"
tanyaku pada Tisa.
Tisa membisikkan namanya ditelingaku.
"hah? siapa?" tanyaku lagi. suaranya tidak terdengar jelas.
"Alnoza"
aku mendengarnya. namanya Alnoza.
mataku melirik ke daun
pintu yang menyembunyikan AL. sayang AL tidak keluar kelas. aku pun pergi ke
kelasku, karena bel masuk sudah berbunyi. "Daah Lubna sampai ketemu
lagi" aku membalas ucapan Tisa dengan senyum sambil melambaikan tanganku
**
upacara bendera salah
satu kegiatan yang disukai di sekolah. walaupun harus berhadapan dengan sang
surya diatas sana, bergerah ria, aku tetap menyukai upacara. karna saat upacara
aku bisa melihatnya.
"itu yang pake tas merah"
bisikku pada Riri setelah selesai upacara. Riri salah mengira orang. yang pakai
tas merah itu ada dua. akhrinya aku tambahkan, "itu yang pake tas adidas
warna merah biru dongker". tapi wajah AL sudah tidak terlihat. kami hanya
memperhatikan punggungnya yang bergerak menjauh menaiki tangga menuju kelasnya.