Payung

"lo kenapa ?"
"kenapa apanya?"
"ya gapapa, maksud gue kenapa lo tiba-tiba baik"
"ya karena kita satu sekolah. lagi pula gue udah kenal lo sejak 3 tahun lalu"
"oh hanya karena itu"
hening.
"sini biar gue yang bawa"
"lo meremehkan gue banget. mentang-mentang gue pendek" dia mengambil payung itu.
"gue ini laki-laki. udah seharusnya gue yang bawa nih payung!"
"iyadeh terserah lo banget"
"nih pake jaket gue"
"gak perlu"
"kita tuh sepayung berdua, nanti baju lo basah"
hening.
"lo jadi beda"
"lo juga"
hening.
"lo nggak nanyain dia?"
"emang gue pernah nanyain dia ke lo?"
"hm..kayaknya pernah"
"nggak usah ngarang deh lo!"
"iya deh maaf. lo nggak nanyain dia?"
"buat apa?"
"gak tau. gue fikir lo kangen dia, kan udah lama kalian nggak ketemu"
"gue perlu nanya apa?"
"ya terserah lo"
"gue pernah nanyain dia waktu itu ke lo dan lo marah. males gue denger lo marah-marah sekarang"
"kapan gue gitu?"
"waktu itu, dah lama sih"
"perasaan gue nggak pernah gitu sama lo. nggak usah ngarang deh lo!"
"plagiat!"
"haha gak bayar ini"
"enak aja, bayar! hidp di dunia ini gak ada yg gratisan"
"gue harus bayar pake apa?"
"seperti ini dan jangan pergi. itu cukup"
hening.
"udah mau nyampe sekolah"
"iya"
"gue duluan"
"tunggu"
"kenapa?"
"ini masih ujan. buat nyampe kelas gue gak perlu basah-basah lagi. beda sama lo. nih bawa payung gue"
"nggak ah" terdiam.
"eh maksud gue, payung lo ini unyu banget, masa iya gue pake payung bocah gini"
"enak aja payung bocah! nih jaket lo. jaket tukang ojek"
"enak aja ini jaket mahal tau! pake aja jaket gue"
"nggak mau"
"jangan ngeyel lah, ini dingin banget"
"biarin lo aja nggak mau pake payung gue"
"oke gue pake payungnya" tersenyum. "yaudah nanti balikinnya kalo gue inget ya"
"no problem. masih ada jaket lo sebagai jaminan"