Wednesday, July 17, 2013

Pangeran Twitter

HALOOHAAAA.... udah lama gak posting. 
sebenernya cerita ini udah lama gue buatnya. cerita ini terinspirasi dari (gue) sebagai salah satu penggemar akun @------- di twitter. akun ini punya banyak fans dan kata2nya bikin klepek. terus cerita ini nganggur gitu aja di kompi -nasip tak kunjung di muat-
so, gue post disini aja. hope you like it guys :")

CHERRS,

Wilda


Jika ada hal yang membuatku senyam-senyum sendiri yaitu dikarenakan satu hal, tweet-nya Pangeran Twitterku. Tweet romantis yang selalu ia ungkapkan tentang senyuman. Ah, pangeran twitterku selalu menghargai perempuan. Bisa aku lihat dari bahasa tweet-nya.  Sayangnya bukan hanya aku yang kagum padanya. Aku bersaing dengan ribuan followers si Pangeran Twitter yang didominasi oleh kaum hawa. Jika kau tak percaya padaku, kau cukup menjadi stalker-nya. Dan aku tau kau akan terkagum-kagum sendiri pada dirimu setelah membaca tweet-nya. Tapi maaf kawan, aku tidak akan memberti tahumu apa nama akun Pangeran Twitterku, karena itu sama saja aku menambah sainganku sendiri.
            Aku mengambil ponselku disaku kemeja seragamku. Pengen twitteran. Beberapa detik setelah kukoneksikan ke situs twitter, tak lama timeline memenuhi layar ponselku. Jari jempolku terus bergerak kebawah. Tak disangka, dia muncul di timelineku pas saat aku sedang online juga. haha mungkin saja kami berjodoh. Sepertinya rasa kagum ku atau mungkin kecanduan terhadap dunia maya yang begitu besar membuatku ngawur seperti ini. Jelas saja, Pangeran Twitter plus segala tweet romantisnya hanya ada dalam dunia maya. Dan aku, di dunia nyata. Tapi, kadang aku penasaran seperti apa rupa Pangeran Twitterku dalam dunia nyata. Apakah aku juga akan kagum padanya? Entahlah. Yang aku tahu sekarang tweet Pangeran Twitter bisa menjadi moodbooster bagiku.
            Kulirik Kenanth, sahabat ku sedang asyik memainkan smartphonenya. Aku sedikit penasaran dia sedang apa. “ngapain lu ngintip-ngintip?” ucapnya sambil menjauhkan tubuh berserta ponselnya dariku. “sensi banget sih lu, sok sibuk sama hape. Twitter aja lu nggak punya” cibirku sinis. Nggak bisa apa dia berlaku manis seperti Pangeran Twitter. Jadi sahabat bikin aku senyum kek, ini bikin kesal terus. Ku moyongkan bibirku.  Ku akui sahabat laki-laki ku ini memang tampan. Banyak para gadis yang mengejarnya dan menghujani ku dengan berbagai pertanyaan yang sudah bosan kudengar. Kok Kenanth bisa dingin banget sih, tapi sama kamu nggak? Pin-nya Kenanth bagi dong? Twitternya Kenanth apa? Kenanth nggak punya Twitter. Jawabku malas saat Bia menanyai twitter Kenanth tempo hari.  “emang kenapa kalo gua nggak punya twitter?”
“ya nggak pa-pa juga sih, tapi kan gua bosen kalo ada yang nanya-nanya twitter lu mulu. Kenapa lu nggak bikin aja sih? Bermurah hati sedikitlah sama cewek-cewek itu”
Kenanth Cuma mengangkat bahu tidak perduli. Sudahlah terserah dia. “Ken dia ngetweet! Baca deh... ah gua mau terbang dulu”
Senyumnya indah gitu, disimpen-simpen. Tenang aja, senyum lo Cuma lo yang punya.
Aku tersenyum. Terhipnotis.  Kenanth mengembalikan hapeku dan menyerahkan hapenya. Aku menatapnya bertanya. “titip dulu Ghea, gua mau ke toilet”  Kenanth pun berlalu tanpa kata apapun lagi.
            Mungkin Pangeran Twitter itu sebenernya cowok kan ya? Terkadang aku masih bertanya-tanya dalam hati. Habis, kata-katanya itu sangat ‘mengerti cewek’. Lagi pula aku memberi gelar untuknya ‘Pangeran Twitter’ yang kehadirannya kunikmati di hati, fikiran dan di awang-awang. Kok Kenanth lama banget sih?
            Bosen dengan hapeku, iseng aku membuka hape Kenanth. Kalo dia marah, kasih senyuman paling maut aja deh. Seperti kata pangeran twitter, sebuah senyum yang tulus, bisa membahagiakan orang yang melihatnya.
Apa aku salah liat? Twitter.. ini twitternya.. nggak mungkin tapi? Kenanth nggak punya twitter. Tapi ini jelas-jelas... Aaaah, kenapa aku jadi nggak jelas gini. Kau mau tahu apa yang aku temukan? Akun twitter Pangeran Twitterku dalam hape Kenanth. Kalo ditarik kesimpulan... berarti selama ini...
Satu tepukan pelan di punggungku membuatku menoleh “Kenanth ini..” mendadak lidahku kelu. Well, siapa yang nggak kaget jika kau jadi aku?
“Twitter?” kenanth mengambil hapenya dari tanganku lalu menyodorkan layar hapenya persis depan wajahku. Menunjukkan akun berserta tweetnya secara jelas.
“gua punya twitter kok Ghe, yang sering lu puja-puja itu” tawa renyah terdengar darinya. Wajahku memanas, pipiku... jangan tanya bagaimana keadaanku. Sudah pasti maluuuu sekali. Aku frontal sekali memuja tweetnya pangeran twitter, tempo hari aku pernah bilang gini ke Kenanth, “ contoh dia Ken, dengan tweetnya aja bikin cewek klepek-klepek karena merasa dirinya berarti” pantas waktu itu Kenanth hanya tersenyum penuh arti. Dan aku baru tahu arti dari senyum itu sekarang. Sial.
Tuhan, berarti selama ini Pangeran Twitter ku itu –dia-?
“elo..?”
“Pangeran Twitter” Kenanth nyengir lebar. Aku? Ingin ambruk.